Penulis: Dr. Khaid Umar al-Disuqi
Versi Digibook
Seorang lelaki mengontrak sebuah rumah. Ketika ditempati, kayu-kayu atap rumah itu ternyata sering berkelotak. Lelaki itu lalu menyampaikan masalah ini kepada pemiliknya. Si pemilik berkata, �Jangan takut, karena kayu-kayu itu sedang bertasbih kepada Allah.� Si lelaki pun berseloroh, �Bukan takut. Aku hanya khawatir kayu-kayu itu diambil oleh Sang Mahakuasa, lalu bersujud kepadaku.�
Kisah di atas menginspirasi kita untuk mengubah kesulitan hidup menjadi hal-hal jenaka. Jika rida Allah tujuan kita, maka ada banyak cara untuk senantiasa bahagia. Dengan gaya tuturnya yang ringkas dan renyah, buku ini mengajak Anda berburu kearifan dari satu negeri ke negeri lain, dari masa ke masa. Sepulang dari perburuan, Anda Insya Allah kian:
- teguh menetapi tujuan hidup sehingga tak pernah lari dari kenyataan, bahkan mampu berucap: �Selamat datang, Bencana!�
- mampu merasakan musibah tak terperi sebagai nikmat tiada tara yang patut disyukuri,
- terampil mengisi hari dengan kegembiraan menjumput rahmat Allah dalam setiap keadaan,
- tangkas mengusir rasa bosan dengan hal-hal bermanfaat,
- selalu lapang dada menerima segala bentuk pemberian Allah,
- waspada terhadap rasa putus asa dan menghindar dari hal yang sia-sia,
- gemar mendoakan diri agar terhindar dari perkara-perkara sulit, kesempitan rezeki, dukacita, atau cekaman ketakutan.
Seorang tetangga berkata kepada Syekh Juha, "Tadi malam aku mendengar kegaduhan, lalu suara sesuatu tengah menaiki tangga di rumahmu."
Syekh Juha menjawab datar, "Aku dan istriku sedang bertengkar. Ia memukul bajuku hingga jatuh ke tanah, kemudian ia menaiki tangga. Itulah yang engkau dengar."
"Subh�nall�h," seru orang itu seperti tak percaya, "Sampai sebegitukah suara empasan bajumu?"
Syekh Juha berkata, "Ah, jangan tegang begitu, yang ada di dalam baju itu aku."
0 komentar:
Posting Komentar