Penulis: Motinggo Busye
Novel versi pdf
" Duduk ! mau membangkang lagi ya ? "
" Tidak, Papa ".
" Papa tidak terlalu banyak omong seperti mamamu, Laila. Secara singkat Papa peringatkan kamu agar tidak lagi main cinta dengan pemuda itu ".
" Pemuda yang mana Papa ? " Tanya Laila.
" Ah, kamu jangan berlagak pikun. Pemuda yang disebutkan Mamamu ", kata yahnya dengan tatapan mata tajam.
Laila tunduk oleh tatapan mata yang tajam itu. Dia menundukkan kepala . Dia masih berusaha membela diri :
" Kalau mas Daud Waitulo yang Papa maksud�."
" Ya,�. dia itu ! ",potong sang Ayah.
" Kalau dia yang Papa maksud ", kata Laila masih tertahan � tahan , maka sang ayah memotongnya segera :
" Memang dia yang kami maksud. Yang surat kamu untuknya yang tidak jadi itu ditemukan. Namamu dalam kantong jaketmu� yang kamu katakana disitu minta perlindungan daripadanya, yang, yang kamu minta ajak diauntuk minggat dan kawin di kota lain, yang, yang, yang semua itu membuat rusak nama keluarga ! " Laila berusaha menahan air matanya. Ayahnya menatap kearahnya. Ayahnya ingin melihat wajah Laila. Dia berkata, " Coba jangan berlagak patuh didepan Papa , nunduk � nunduk, hayo angkat kepalamu ! "
Laila tak bias menahan derai air matanya, Ayahnya membentak :
" Ayo angkat kepalamu !" Laila mengangkat kepala sedkit, dan dengan air mata berlinang ditatapnya ayahnya, Kini suara Ayahnya terdengar sendu :
" Kamu, Laila. Kamu Papa sayangi sejak kecil, kenapa setelah besar begini berani membuat putusan � putusan sendiri ", kata Ayahnya .
" Laila nggak mau kawin paksa, papa ! "
Inilah cuplikan pembuka dari novel Motinggo Busye ini, selanjutnya? Terserah Anda...
Novel versi pdf
" Duduk ! mau membangkang lagi ya ? "
" Tidak, Papa ".
" Papa tidak terlalu banyak omong seperti mamamu, Laila. Secara singkat Papa peringatkan kamu agar tidak lagi main cinta dengan pemuda itu ".
" Pemuda yang mana Papa ? " Tanya Laila.
" Ah, kamu jangan berlagak pikun. Pemuda yang disebutkan Mamamu ", kata yahnya dengan tatapan mata tajam.
Laila tunduk oleh tatapan mata yang tajam itu. Dia menundukkan kepala . Dia masih berusaha membela diri :
" Kalau mas Daud Waitulo yang Papa maksud�."
" Ya,�. dia itu ! ",potong sang Ayah.
" Kalau dia yang Papa maksud ", kata Laila masih tertahan � tahan , maka sang ayah memotongnya segera :
" Memang dia yang kami maksud. Yang surat kamu untuknya yang tidak jadi itu ditemukan. Namamu dalam kantong jaketmu� yang kamu katakana disitu minta perlindungan daripadanya, yang, yang kamu minta ajak diauntuk minggat dan kawin di kota lain, yang, yang, yang semua itu membuat rusak nama keluarga ! " Laila berusaha menahan air matanya. Ayahnya menatap kearahnya. Ayahnya ingin melihat wajah Laila. Dia berkata, " Coba jangan berlagak patuh didepan Papa , nunduk � nunduk, hayo angkat kepalamu ! "
Laila tak bias menahan derai air matanya, Ayahnya membentak :
" Ayo angkat kepalamu !" Laila mengangkat kepala sedkit, dan dengan air mata berlinang ditatapnya ayahnya, Kini suara Ayahnya terdengar sendu :
" Kamu, Laila. Kamu Papa sayangi sejak kecil, kenapa setelah besar begini berani membuat putusan � putusan sendiri ", kata Ayahnya .
" Laila nggak mau kawin paksa, papa ! "
Inilah cuplikan pembuka dari novel Motinggo Busye ini, selanjutnya? Terserah Anda...
ATAU
0 komentar:
Posting Komentar