Ebook format pdf
Penulis: Nawa N. S


Nasiyah berusaha memejamkan mata, tetapi telinganya masih mendengarkan suara-suara di sekitarnya. Desah napas Diman sangat tajam di telinganya. Lalu, pikirannya ke mana-mana, membayangkan adik-adiknya yang ramai berebut tempat tidur.
Tengah malam Nasiyah terbangun, merasakan tubuhnya hangat didekap lelaki yang masih lelap itu. Hati-hati ia melepaskan diri. Diman terbangun.
�Ada apa, Nas?�
�Pukul berapa sekarang?�
Suhardiman menyalakan lampu. �Baru setengah satu. Tidur saja.�
Lama sekali ia termangu di pembaringan, sementara Diman sudah terlelap kembali. Nasiyah berusaha memejamkan matanya, tetapi sudah terbangun lagi saat kokok ayam pertama. Ia beranjak turun dan duduk di depan meja. Dipandanginya buku-buku yang tersusun tidak begitu rapi. Ia mengambil satu, dibuka-buka, sambil sesekali menguap.
Diman terbangun. Lelaki itu tergeragap ketika tidak menjumpai Nasiyah di sisinya. Ia beranjak dari tempat tidur dan mendapati gadis itu termenung. 
�Tidak bisa tidur, Nas?�
Gadis itu tidak menjawab. Ia lalu keluar kamar, menemui Bu Juhari yang sedang menyiapkan sarapan.

0 komentar:

Posting Komentar