Judul: Atheis
Penulis: Achdijat Karta Mihardja




Sinopsis novel Atheis:
Hasan (aku), seorang pemuda yang masih tergolong berada dan punya tingkat stratifikasi sosial yang tinggi di desa asalnya, meninggalkan orangtuanya dan memulai kehidupan baru di kota Bandung dengan tinggal bersama bibinya dan bekerja pada sebuah kantor jawatan pemerintah. Kehidupan sehari-hari masih berjalan normal sebagaimana dari sejak dulu ia menjali kehidupan di desa hingga ia bertemu Rusli dan Kartini.

Berawal dari ajakan Rusli, kawan masa kecilnya duluyang secara tidak sengaja bertemu lagi sekarang setelah lama berpisah. Untuk bertamu kerumahnya dan terlebih lagi ada perasaan tertentu yang menghingapinya kala bertemu dengan Kartini yang merupakan teman Rusli, pertama kali berjumpa, Hasan jadi sering mampir kerumah Rusli. Dan mulailah Hasan mencebur dalam pergaulan Rusli dan Kartini, serta kawan-kawan mereka yang merupakan aktivis ideologi marxis.
Hasan yang dulunya tetap mampu hidup sebagaimana biasa di desanya walaupun berada ditengah-tengah kemodernan kota Bandung mulai berubah. Hal yang utama adalah menyangkut sisi relijius yang selama ini sanggup dipegang teguhnya. Semakin ia berkumpul dalam forum-forum diskusi pemikiran marxis Rusli dan kawan-kawan. Ia mulai perlahan-lahan Hasan meninggalkan gaya hidupnya yang lama.
Tentu saja ideologi marxis akan sangat menubruk pemahaman keagamaan tradisional Hasan. Dan ini juga tak berlangsung mudah. Pada awalnya Hasan masih sangat keras untuk berusaha melawan jalan pemikiran kawan-kawan marxisnya. Hal ini ditunjukan tekadnya suau kali untuk menyadarkan Rusli dan kawan-kawan untuk kembali ke jalan yang benar. Dengan semangat ia mendatangi Rusli, namun ternyata Hasan kalah dalam berdebat.
Rusli di gambarkan sosok yang sangat cerdas dan pintar berwacana, tidak sebanding dengan Hasan yang masih sederhana wawasan maupun pola pikirnya. Hasan menyerah, ia bergabung dalam lingkungan marxis itu dan terus terpengaruh makin dalam.
Sewaktu ia kembali kerumah orang tuanya di desa wanaraja, kebetulan sama Anwar (salah seorang kawan marxisnya yang paling gila), Hasan bahkan berani untuk berterus terang kepada orang tuanya tentang pemahaman keimanan terbarunya. Dan tentu saja untuk itu Hasan harus membayar dengan perpisahan untuk selamanya.
Namun di tengah terperosoknya Hasan ke dalam lingkungan marxis, ia sebetulnya juga tak sepenuhnya sanggup dan mau untuk mengikuti ideologi tersebut. Keberadaan seorang Kartinilah yang menjadi perangsang baginya untuk terus berada di komunitas yang membuat ia kebanyakan hanya jadi penonton yang pasif dalam berbagai saling lempar wacana yang ada.
Hingga akhirnya Hasan kawin dengan Kartini pada awalnya mereka berbahagia. Tentu tak lama pula datanglah masa sengsara, Hasan dan Kartini sering bertengkar. Dan pertengkaran itu berujung perpisahan. Sumber konfliknya uatamanya adalah Hasan tidak suka gaya hidup modern Kartini. Hasan masih memendam cara pikir yang konservatifnya.
Dalam keterlibatan ia bergabung dalam dunia kaum "ATHEIS", ia masih mendekap erat pandangan-pandangan masa lalunya. Dan pertentangan pikiran ini cukup menyiksa hari-hari Hasan. Yang hanya sanggup diobati, awalnya dengan impian akan keanggunan Kartini, tetapi selain itu Hasan pun berharap dengan penderitaan fisik berupa penyakit paru-paru yang dideritanya.
Suatu hari Hasan mengetahui bahwa di suatu hotel Anwa pernah berniat memperkosa Kartini, dalam marah ketika berjalan mencari Anwar, ia ditembak oleh tentara Jepang yang menuduhnya mata-mata. Hasan tersungkur oleh terjangan peluru dan mengucap takbir (Allahu Akbar), sisa-sisa relijius yang terpendam dihatinya selama ini keluar juga akhirnya. Ia mati di penjara ssebab dikabarkan tak sanggup menahan siksa. Kartini sangat sedih dan terpukul begitu mendengar kabar Hasan yang dicintainya.


Download novel gratis Atheis buat Anda.



0 komentar:

Posting Komentar