Novel versi pdf

"Boleh..." Niken tidak pernah takut menerima tantangan.
"Oh.." lanjutnya, "Nggak bisa, Ndu. Besok ada hal penting yang harus aku lakukan."
"Hal penting?" Pandu mengernyitkan dahinya.
"Iya. Pembacaan warisan. Aku sebetulnya sama sekali nggak tertarik untuk datang. Pengacara Papa, Pak Suyudi itu yang memaksa semua orang yang tercantum namanya di dalam daftar warisan harus datang."
"Kenapa kamu nggak mau datang?" tanya Pandu lagi.

Niken diam saja. Dia juga tidak tahu jawabannya. Malas? Seharusnya tidak. Ini mungkin kewajiban terakhir yang harus dilakukannya sebagai anak papanya. Masih sakit hati? Sakit hati apa? Semua itu sudah jauh dari benaknya. Tidak perlu diusir juga sudah pergi sendiri. Yang ada sekarang hanya perasaan bersalah, karena selama ini sebagai anak dia merasa tidak pernah dekat dengan papa maupun mamanya. Tidak sempat menunjukkan pengabdiannya sebagai anak. Dan sekarang sudah terlambat.

Ikuti kisah Niken dan Pandu dengan mendownlosd atau membaca langsung disini...

ATAU

0 komentar:

Posting Komentar